TANJUNG SELOR, KORANBORNEO– Pemerintah Kabupaten Bulungan kini sedang memfinalisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Dokumen penting ini akan menjadi panduan pembangunan selama lima tahun ke depan. Fokus utamanya adalah mewujudkan visi dan misi yang berkelanjutan untuk kemajuan wilayah.
Bupati Bulungan Syarwani, S.Pd., M.Si. telah memperkenalkan visi kepemimpinannya untuk periode kedua. Perkenalan ini dilakukan dalam Rapat Koordinasi Pemerintahan Desa se-Kabupaten Bulungan pada Rabu, 11 Juni 2025. Visi yang diusung adalah “Kabupaten Bulungan yang Berdaulat dan Unggul melalui Pembangunan Hijau yang Berkelanjutan.”
Visi ini merupakan kelanjutan dari program pembangunan sebelumnya, yaitu 2020-2024. Namun, ada beberapa penyempurnaan penting yang menekankan kesinambungan. Bupati memastikan RPJMD ini tidak akan melenceng dari kerangka pembangunan yang sudah ada.
“Kami pastikan RPJMD 2025-2029 ini tidak akan keluar dari kerangka pembangunan yang telah tersusun sebelumnya,” kata Syarwani dalam sambutannya. “Meskipun akan ada beberapa perbaikan, substansi utamanya tetap pada keberlanjutan pembangunan.”
Visi besar ini kemudian dijabarkan menjadi lima misi pembangunan strategis yang akan menjadi prioritas. Misi pertama berfokus pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Misi kedua bertujuan meningkatkan produksi pertanian dan mendorong praktik pertanian berkelanjutan untuk ketahanan pangan.
“Misi ketiga memprioritaskan peningkatan layanan dasar serta pembangunan infrastruktur yang kokoh dan berkelanjutan,” jelas Bupati. “Misi keempat adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi lokal berbasis ekologi yang kuat.” Misi kelima bertujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang adil, merata, dan berorientasi pada pelayanan publik.
Sebagai implementasi teknis dari visi dan misi tersebut, Pemerintah Kabupaten Bulungan mengembangkan konsep lima koridor pembangunan wilayah. Koridor ini dirancang berdasarkan karakteristik geografis dan potensi strategis masing-masing kawasan. Lima koridor ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi wilayah secara spesifik.
Koridor pertama, yaitu Koridor Perkotaan, mencakup Tanjung Selor dan desa-desa di sekitarnya. Wilayah ini difokuskan pada pengembangan sektor jasa, perdagangan, dan pariwisata. Peran perkotaan sebagai pusat layanan utama akan terus diperkuat secara signifikan.
“Kita tidak dapat mendorong Tanjung Selor menjadi area pertanian besar, karena memang karakternya sangat berbeda,” ungkapnya. “Maka, peran perkotaan sebagai pusat jasa dan layanan akan terus kita perkuat di masa depan.”
Koridor kedua adalah Koridor Utara, yang meliputi Kecamatan Sekatak dan Tanjung Palas Utara. Wilayah ini diarahkan menjadi kawasan pertanian dan pertambangan yang berkelanjutan. Potensi pertanian dan sumber daya mineralnya memang besar.
“Potensi pertanian dan sumber daya mineralnya sangat besar, namun kita mendorong pengelolaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya.
“Tentu ini akan memberikan dampak positif bagi keberlanjutan ekosistem.”
Koridor ketiga adalah Koridor Pesisir, meliputi Kecamatan Bunyu, Tanjung Palas Timur, dan sebagian Tanjung Palas Tengah. Wilayah ini akan dikembangkan sebagai pusat ekonomi industri hijau dan ekonomi maritim. Khususnya, Tanah Kuning dan Mangkupadi telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional.
“Terutama untuk Tanah Kuning dan Mangkupadi, kawasan ini telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional,” jelas Bupati. “Kita ingin mengintegrasikannya dengan potensi lokal secara bijak dan komprehensif.”
Koridor Selatan, terdiri dari Tanjung Palas Barat dan Peso Hilir, diarahkan untuk pengembangan pertanian terpadu. Hal ini akan dilakukan dengan pemanfaatan kawasan hutan secara ekologis. Masih banyak potensi di selatan yang bisa dikembangkan.
“Masih banyak potensi di selatan yang bisa dikembangkan secara maksimal,” ujarnya. “Tentunya, hal ini dilakukan dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan.”
Terakhir, Koridor Barat, yang mencakup Kecamatan Peso, ditetapkan sebagai pintu gerbang wilayah. Koridor ini juga akan menjadi etalase keaslian Bulungan Hijau. Di wilayah ini akan ditonjolkan identitas dan kekayaan budaya lokal.
Melalui pemetaan lima koridor ini, Bupati berharap seluruh elemen pemerintahan desa dapat menyelaraskan rencana pembangunannya. Penting sekali bagi setiap desa untuk bersinergi dengan arah kebijakan daerah. Kuncinya ada pada sinergi yang kuat antara berbagai tingkatan pemerintahan.